Tuesday, July 5, 2011

Trip to Curug Cindulang






Bersama anak setempat.
Apakah itu curug? Saya tahu artinya kurang lebih adalah ‘air terjun’. Tapi saya tidak mengetahui arti kata ‘curug’ secara pasti, karena saya belum pernah mencari referensi tertulisnya. Tapi karena banyaknya ‘curug’ yang dibahas di program-program televisi, maka tahulah saya artinya kurang lebih.

Saat hendak menulis tulisan ini, berkat adanya kadar Obssesive-Compulsive Disorder yang cukup tinggi dalam diri saya, maka tak tenang rasanya kalau tidak mencari dulu arti kata ‘curug’ yang sebenarnya dari Kamus Bahasa Indonesia. Karena tidak punya kamus, maka saya meminta bantuan pada mbah-google untuk mencarikan artinya. Eh, ternyata dari beberapa Kamus Bahasa Indonesia on-line yang saya coba, tidak ditemukan arti kata curug! Apa-apaan ini, masak tidak ada artinya? Lalu secara nothing-to-lose saya iseng mencoba mencari artinya di google-translator. Eh, ada booo, kalo ditranslate ke English, maka artinya adalah ‘waterfalls’. Saya senang sekaligus sedih. Senang karena ternyata pemahaman saya akan ‘curug’ selama ini memang benar, dan sedih karena di zaman cyber yang sedang pesat-pesatnya kamus online Bahasa Indonesia tidak reliabel, Huh! *Saya punya banyak kekesalan terhadap Indonesia,  walau banyak pula kebanggaan saya, lain waktu akan saya ceritakan.*

Curug Cindulang atau Curug Cinulang atau Curug Sindulang (Tiba-tiba plang penunjuk jalan Curug Cinulang berubah menjadi Curug Cindulang) merupakan sebuah curug yang terletak di sebelah Timur Bandung, yang mudah dicapai dengan kendaraan mobil ataupun motor. Jalannya sudah teraspal dengan baik dan letaknya tidak jauh dari jalan utama. Silakan googling saja, maka informasi mengenai curug ini sudah cukup banyak. Saya rasa tidak susah untuk mencapai curug ini.

Trip saya bersama 3 orang teman ke curug ini menggunakan mobil. Walaupun si mobil ini pendek, namun tidak ada masalah bemper dan kolong tersangkut jalanan rusak, yah memang jalanannya cukup baik juga sih. Sesampainya di lokasi, preman-preman (merangkap pengelola) setempat menyambut kami dengan menunjuk tempat parkir lalu menunjukkan tempat pembayaran tiket dan lalu gerbang kecil untuk masuk ke lokasi. Tiketnya Rp 4000 kalau tidak salah, termasuk parkir.

bagian curug yang terbaik viewnya.
Dengan semangat 45 saya dan teman-teman bergerak cepat turun ke bawah hendak melihat seperti apa pesona curug ini. Mendengar deru air terjun dan cipratan butir-butir air yang beterbangan memang menimbulkan perasaan yang luar biasa. Rasanya seperti ter-recharge lagi energi yin-yang dalam tubuh ini. (apa sih yin yang? Haha, nantilah saya cari informasinya) Tapi sayang seribu sayang, seperti objek wisata lain di Indonesia yang mudah dijangkau oleh banyak masyarakat Indonesia, maka sebanyak itu pula sampah di sana. Belum lagi banyak gubuk darurat tempat pedagang berjualan yang tidak terpakai lagi karena sudah rusak, menambah kesan angker tempat kuntilanak ataupun hyena melahirkan.

tiket masuk
Tapi itu bukan yang paling mengecewakan. Di atas aliran sungai setelah air itu terjun, ada sebuah jembatan untuk menyebrang ke sebrang sungai. Begitu menyebrangi jembatan, di seberang sungai tiba-tiba tukang sabit rumput menyambut kami dan meminta pembayaran tiket masuk. WTF! Katanya, daratan sebrang sana dikelola oleh kecamatan yang berbeda, sehingga tiket masuknya pun berbeda. Ya ampuuuun, apa-apaan ini? Tapi daripada merusak mood sendiri, akhirnya kami bayar juga karcis fotokopian yang sudah terlipat-lipat dan memudar dari kantong si tukang sabit (sepertinya karcis itu sudah berminggu-minggu di saku celananya). Dan dari situ kami trekking sedikit menanjak ke atas. Dari atas ternyata pemandangannya cukup Indah, dan cukup sepi (saya suka sekali tempat yang sepi dari pengunjung, curug yang sepi, pantai yang sepi, gunung yang sepi, oh indahnyoooo), hanya terlihat beberapa PNS berseragam yang lagi triple-date di siang hari (Nah-lho,ckckck).
pohon besar di ujung tebing







berfoto di bawah pohon besar tadi.
Dari Curug sebrang itu jalanan menanjak, dan terdapat sebuah pohon yang besar sekali. Semakin ke atas, ada jalan keluar menuju parkiran, ya sudah ..kami pulang setelah terjebak hujan hampir 2 jam di sebuah saung yang penuh tulisan dari tipe-ex para alay. Haha. Kesimpulan saya, Curug Cindulang dapat dijadikan alternatif soul-recharging jika waktu terbatas. Memang keindahan curug Cindulang ini tidak terlalu menakjubkan seperti beberapa curug lain. Batu-batu dan aliran airnya agak berantakan, tapi yang namanya alam, selalu menyajikan sesuatu yang luar biasa biarpun terkotori tangan-tangan manusia yang kurang mempunyai penghargaan.

Salah satu view dalam perjalanan ke Curug

 Sewaktu-waktu saya akan mengajak Anda ke sana. :D





1 comment:

  1. errr...pantesan gak nemu di kamus bahasa indonesia. soalnya curug bahasa sunda vid. hahahaaha...XD

    -bella-

    ReplyDelete